-->
Amrina Rosyada (0610 3033 0964)
5 ETB
SISKOMBER 4G
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Teknologi
telekomunikasi merupakan salah satu teknologi yang berkembang dengan sangat
cepat. Mulai dengan berkembangnya pemanfaatan teknologi VoIP (Voice over
Internet Protocol),Teknologi satelit yang memugkin melakukan komuikasi
dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja.Teknologi telekomunikasi bergerak(mobile
technology) juga mengalami perkembangan yang sangat cepat dimulai dengan
layanan yang kita kenal 1G sampai dengan 4G dan bahwakan 5G.
Sebelum membahas lebih lanjut
tentang teknologi 4G ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu
perkembangan telepon selular dan layanan yang dibawa masing-masing generasi
dari generasi yang pertama hingga akhirnya menginjak pada generasi keempat ini.
Dimulai dengan sebuah desain tentang
telepon yang bisa dibawa kemana saja, pada dekade 70an diciptakanlah
sebuah sistem telepon bergerak yang kemudian dikenal sebagai telepon bergerak
generasi pertama (1G). Sebuah sistem awal yang didasarkan pada teknologi analog
dan struktur dasar seluler dari komunikasi bergerak.
Sistem ini mulai diimplementasikan
pada tahun 1984. Layanan yang menjadi andalan pada generasi pertama ini adalah
layanan suara analog. Standardisasi yang digunakan pada generasi pertama ini
adalah standardisasi semacam AMPS, TACS dan NMT. Pada generasi pertama ini
data bandwidth yang mampu dilewatkan hanya sebesar 1,9 kbps dan
dengan menggunakan sistem multiplexing FDMA (sistem multipleksing
berdasar pembedaan dan pembagian frekuensi).
Sistem generasi kedua (2G) didesain
pada dekade 80an dan mulai diimplementasikan pada awal dekade 90an atau sekitar
1991. Secara garis besar masih digunakan untuk layanan suara namun secara
perlahan sudah mulai beralih ke teknologi digital. Sistem 2G menyediakan
layanan komunikasi data dengan teknologi circuit-switched dengan kecepatan
rendah.
Sisi lain dari perkembangan
teknologi 2G adalah makin kentaranya perlombaan untuk mendesain dan
mengimplementasi teknologi 2G yang lebih baik antar bagian dunia terhadap
bagian dunia lain. Perlombaan ini telah memunculkan berbagai variasi teknologi
dengan standardisasi yang tidak compatible antara satu dengan yang
lain. Contoh perbedaan yang ada seperti standardisasi GSM (Global System for
Mobile Communication) umumnya digunakan di dunia belahan Eropa, TDMA (Time
Division Multiple Access) sering digunakan di Amerika Serikat, PDC (Personal
Digital Cellular) banyak digunakan di Jepang dan CDMA (Code Division Multiple
Access) digunakan di bagian lain di Amerika Serikat.
Secara umum layanan 2G yang
berkembang, baik itu menggunakan standardisasi apa pun, mengedepankan layanan
suara dengan sistem digital serta mulai memperkenalkan teknologi layanan
pertukaran data. Layanan pertukaran data ini masih tergolong sederhana karena
masih dibatasi bandwidth 14,4 kbps. Layanan ini sering dikenal masyarakat
dengan istilah layanan pesan singkat atau SMS (Short Message Service).
Tidak sampai setahun teknologi komunikasi
baru mulai dioperasikan di Indonesia yang kita kenal dengan teknologi AMPS
(Advanced Mobile Phone System) salah satu operatornya adalah PT.Komselindo.
AMPS digolongkan dalam generasi pertama teknologi telekomunikasi bergerak yang
menggunakan teknologi analog dimana AMPS bekerja pada band frekuensi 800 Mhz
dan menggunakan metode akses FDMA (Frequency Division Multiple Access). Dalam
FDMA,user dibedakan berdasarkan frekuensi yang digunakan dimana setiap user
menggunakan kanal sebesar 30 KHz. Ini berarti tidak boleh ada dua user yang
menggunakan kanal yang sama baik dalam satu sel maupun sel tetangganya. Oleh
karena itu AMPS akan membutuhkan alokasi frekuensi yang besar. Saat itu kita
sudah memakai handphone tetapi masih dalam ukuran yang relatif besar dan
baterai yang besar karena membutuhkan daya yang besar.
Generasi Kedua Telekomunikasi Bergerak (2G)
GSM(Global
System for Mobile Communications) mulai menggeser AMPS diawal tahun 1995,
PT.Telkomsel dan PT.Satelido (sekarang PT.Indosat) adalah dua operator pelopor
teknologi GSM di Indonesia. GSM menggunakan teknologi digital. Ada beberapa
keunggulan menggunakan teknologi digital dibandingkan dengan analog seperti
kapasitas yang besar,sistem security yang lebih baik dan layanan yang lebih
beragam. GSM menggunakan teknologi akses gabungan antara FDMA(Frequency
Division Multiple Access) dan TDMA (Time Division Multiple
Access) yang awalnya bekerja pada frekuensi 900 Mhz dan ini merupakan
standard yang pelopori oleh ETSI (The European Telecommunication Standard
Institute) dimana frekuensi yang digunakan dengan lebar pita 25 KHz Pada
band frekuensi 900 Mhz. Pita frekuensi 25 KHz ini kemudian dibagi menjadi 124
carrier frekuensi yang terdiri dari 200 KHz setiap carrier. Carrier
frekuensi 200 KHz ini kemudian dibagi menjadi 8 time slot dimana setiap
user akan melakukan dan menerima panggilan dalam satu time slot berdasarkan
pengaturan waktu. salah satu keunggulan dari GSM adalah kemampuan roaming yang
luas sehingga dapat dipakai diberbagai Negara. Akibatnya mengalami pertumbuhan
yang sangat pesat. Keceptan akses data pada jaringan GSM sangat kecil yaitu
sekitar 9.6 kbps karena pada awalnya hanya dirancang untuk penggunaan suara.
Saat ini pelanggan GSM di Indonesia adalah sekitar 35 juta pelanggan.
CDMAOne
(Code Division Multiple Access) merupakan standard yang dikeluarkan oleh
Telecommunication Industry Association (TIA) yang menggunakan teknologi Direct
Sequence Spread Spectrum(DSSS) dimana frekuensi radio 25 MHz pada
band frekuensi 1800MHz dan dibagi dalam 42 kanal yang masing-masing kanal
terdiri dari 30KHz. Kecepatan akes data yang bisa didapat dengan teknologi ini
adalah sekitar 153.6 kbps.
Dalam
CDMA,seluruh user menggunakan frekuensi yang sama dalam waktu yang sama. Oleh
karena itu, CDMA lebih efisien dibandingkan dengan metoda akses FDMA maupun
TDMA. CDMA menggunakan kode tertentu untuk membedakan user yang satu dengan
yang lain. Pada tahun 2002 teknologi CDMA mulai banyak digunakan di Indonesia.
Teknologi CDMA 2000 1x adalah teknologi yang mangamai perkembangan yang baikdi
Indonesia. Berarti baru diperkenalkan sekitar 7 tahun terlambat dibandingkan
dengan GSM. GSM dan CDMA merupakan
teknologi digital. Meskipun secara teknologi CDMA 20001x lebih baik
dibandingkan dengan GSM akan tetapi kehadiran CDMA ternyata tidak membuat
pelanggang GSM berpaling ke CDMA. Ada beberapa keunggulan teknologi CDMA
dibandingkan dengan GSM seperti suara yang lebih jernih, kapasitas yang lebih
besar, dan kemampaun akses data yang lebih tinggi.
Berbeda
dengan metode akses TDMA dan FDMA, maka CDMA menggunakan kode-kode tertentu
untuk membedakan setiap uses pada frekuensi yang sama. Karena menggunakan
frekuensi yang sama maka daya yang dipancarkan ke BTS dan juga daya yang
diterima harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu user yang lain
baik dalam sel yang sama atau sel yang lain dan ini dapat diwujudkan dengan
menggunakan mekanisme power control. Ada beberapa operator di Indonesia
yang telah mengimplementasikan teknologi CDMA 20001x ini seperti Telkom yang
dikenal dengan Flexi, Indosat dengan nama StarOne, Mobile 8 dengan nama Fren,
Bakrie telecom dengan nama Esia. Operator CDMA di Indonesia dikategorikan
kedalam kategori FWA (Fixed Wireless Access) sehingga mobilitasnya
sangat terbatas padahal CDMA juga bisa seperti GSM dengan kemampuan mobilitas
penuh.
Generasi kedua-setengah Telekomunikasi Bergerak (2.5G)
Pada
awalanya akses data yang dipakai dalam GSM sangat kecil hanya sekitar 9.6 kbps
karena memang tidak dimaksudkan untuk akses data kecepatan tinggi.Teknologi
yang digunakan GSM dalam akses data pada awalnya adalah WAP (Wireless
Application protocol) tetapi tidak mendapat sambutan yang baik dari pasar.
Kemudian diperkenalkan teknologi GPRS(General Packet Data Radio
Services) pertama sekali oleh PT.Indosat Multi Media (IM3) pada tahun 2001
di Indonesia. Secara teoritis kecepatan akses data yang dicapai dengan
menggunakan GPRS adalah sebesar 115 Kbps dengan throughput yang didapat
hanya 20 – 30 kbps. GPRS juga memungkinkan untuk dapat berkirim MMS (Mobile
Multimedia Message) dan juga menikmati berita langusng dari Hand Phone
secara real time.Pemakaian GPRS lebih ditujukan untuk akses internet
yang lebih flexibel dimana saja,kapan saja, kita dapat melakukannya
asalkan masih ada sinyal GPRS.
Selama
ini operator telekomunikasi bergerak yang sudah mengimplementasikan GPRS sudah
membuat berbagai pola pentarifan mulai dari pentarifan berdararkan harga per KB
data yang didownload sampai dengan fixed rate dimana setiap pemakai GPRS
dapat menggunakan 24 jam dikenakan biaya sebesar tertentu misakanya Rp350.000
per bulan.Ketika pentarifan fixed rate ditetapkan sudah mendapat sambutan yang
cukup banyak dari pemakai GPRS termasuk saya yang bisa memakai internet di
rumah dan dikantor hanya dengan modal sebuah handphone dengan kemampuan GPRS
dan sebuah labtop atau PC. Program ini tidak dilanjutkan, hanya sekitar satu tahun,
kemudian pentarifan GPRS dikembalikan ke pola semula berdasarkan jumlah data
yang di download. Akhirnya pemakai GPRS menurun drastis karena jika kita hanya
memakai untuk akses internet misalnya browsing, email dan chatting saja kita
akan membayar sekitar 1-2 juta rupiah perbulan. Dengan biaya bulanan seperti
ini akan sedikit yang mampu memakai GPRS untuk mengakses internet. Setelah itu
ada lagi teknologi yang disebut dengan EDGE (Enhanced Data for Global Evolusion)
yang hanya sempat diimplementasikan oleh PT.Telkomsel dan lewat begitu saja
dan hanya terdengar gemanya ketika ujicoba melihat liputan 6 SCTV dari
handphone yang dilihat langusng oleh meteri perhubungan saat itu. kecepatan
akses data dengan teknologi ini mencapai 3-4 kali kecepatan yang didapat di
GPRS.
Generasi ketiga Telekomunikasi Bergerak
Sekarang
lagi ramai dibicarakan tentang generasi ketiga teknologi bergerak atau yang
sering disebut 3G..Teknologi 3G didapatkan dari dua buah jalur teknologi
telekomunikasi bergerak. Pertama adalah kelanjutan dari teknologi GSM/GPRS/EDGE
dan yang kedua kelanjutan dari teknologi CDMA (IS-95 atau CDMAOne).
UMTS
(Universal Mobile Telecommunication Service) merupakan lanjutan teknologi dari
GSM/GPRS/EDGE yang merupakan standard telekomunikasi generasi ketiga dimana
salah satu tujuan utamanya adalah untuk memberikan kecepatan akses data yang
lebih tinggi dibandingkan dengan GRPS dan EDGE. Kecepatan akese data yang bisa
didapat dari UMTS adalah sebesar 384 kbps pada frekuensi 5KHz sedangkan
kecepatan akses yang didapat dengan CDMA1x ED-DO Rel0 sebesar 2.4 Mbps pada
frekuensi 1.25MHz dan CDMAx ED-DO relA sebesar 3.1Mbps pada frekuensi 1.25MHz
yang merupakan kelanjutan dari teknologi CDMAOne. Berbeda dengan GPRS dan EDGE
yang merupakan overlay terhadap GSM, maka 3G sedikit berbeda dengan GSM dan
cenderung sama dengan CDMA. 3G yang oleh ETSI disebut dengan UMTS (Universal
Mobile Telecommunication Services) memilih teknik modulasi WCDMA(wideband
CDMA). Pada WCDMA digunakan frekuensi radio sebesar 5 Mhz pada band 1.900
Mhz (CdmaOne dan CDMA 2000 menggunakan spectrum. Frekuensi sebesar 1.25 MHz)
dan menggunakan chip rate tiga kali lebih tinggi dari CDMA 2000 yaitu
3.84 Mcps (Mega Chip Per Second). Secara teknik dalam jaringan UMTS
terjadi pemisahan antara circuit switch (cs) dan packet switch (ps) pada
link yang menghubungkan mobile equipment (handphone) dengan BTS (RNC) sedangkan
pada GPRS dan CDMA 2000 1x tidak terjadi pemisahan melainkan masih menggunakan
resource yang sama di air interface (link antara Mobile Equipment dengan
Base Station). HSPDA (Higth Speed Packet Downlink Access) merupakan
kelanjutan dari UMTS dimana ini menggunakan frekuensi radio sebesar 5MHz dengan
kecepatan mencapai 2Mbps.
Ada
5 operator telekomunikasi di Indonesia yang telah memiliki lisensi 3G(IMT
2000). Tiga diantara operator tersebut adalah operator yang telah memberikan
layanan telekomunikasi generasi kedua (GSM) dan kedua setengah (GPRS). Jika
operator tersebut akan mengimplementasikan teknologi UMTS maka ada penambahan
perangkat seperti base station (Node B) dan RNC(Radio Network Controller) dan
upgrade software. Adapun yang harus di upgrade adalah pada radio akses karena
GSM menggunakan metode akses TDMA dan FDMA dan menggunakan frekuensi radio
900KHz dan 1800 MHz sedangkan UMTS menggunakan metode akses WCDMA(Wideband
Code Division Multiple Access) dengan frekuensi radio 5 MHz. oleh karena
itu perlu penambahan radio access network control (RNC) dan juga perlu
penambahan base station WCDMA (Node B) dan tentunya juga terminal harus diganti
dan juga upgrade software pada MSC,SGSN dan GGSN.
Oleh
karena itu untuk mengimplementasikan UMTS sebagai teknologi generasi Ketiga
membutuhkan biaya yang besar. Biaya tersebut diperuntukkan untuk membayar
lisensi 3G kepada pemerintah, membayar lisensi 3G kepada vendor 3G, biaya
penambahan Base Station/ Node B, RNC(Radio Network Controller) dan biaya
upgrade software pada MSC (Mobile Switching Centre), SGSN(Serving GPRS Support
Node), GGSN(Gateway GPRS Support Node) dan jaringan lain. Salah satu contoh
layanan yang paling terkenal dalam 3G adalah video call dimana gambar
dari teman kita bicara dapat dilihat dari handphone 3G kita. Layanan lain
adalah , video conference, video streaming, baik untuk Live TV
maupun video portal, Video Mail, PC to Mobile, serta Internet
Browsing.
kita
bisa perdebatkan. Adalah sangat bijaksana jika kita melihat layanan sebelumnya
yang sudah pernah ada. Kita mulai dengan layanan WAP (Wireless Application
Protocol) pada jaringan GSM dimana kita bisa mengakses berita melalui
handphone berarti kita bisa melakukannya dimana saja dan kapan saja. Apakah
layanan ini digolongkan sukses? Sangat sedikit orang yang menggunakannya waktu
itu sehingga saya menyebutnya layanan yang tidak sukses. Kenapa tidak sukses?
Selain dari faktor utama kebayakan pengguna belum membutuhkan, akses data yang lambat
dibandingkan dengan akses lain seperti dial-up dan WLAN merupakan alasan lain
dan juga pelanggan kurang puas dengan tampilan yang kecil di layar handphone.
Sekarang kita bandingkan dengan layanan SMS (Short Message Services) yang
awalnya tidak diperkirakan akan menjadi success story karena hanya teks
singkat. Lalu kenapa sms menjadi killer application? Alasan pertama
adalah, SMS tidak membutuhkan banyak perangkat tambahan dalam jaringan GSM
sehingga tidak membutuhkan investasi yang besar dan yang kedua teknologi SMS
mudah dimengerti, mengirim dan menerima sms itu mudah maka orang mudah mengerti
fungsinya sehingga mereka menilainya layanan yang realistis. Banyak orang
mempelajari fenomena sms ini tetapi tidak dapat dibuat suatu rumusan yang baku
untuk membuat layanan baru supaya bisa sukses seperti sms. Akan tetapi ada
beberapa yang dapat dipalari dari keseksesan sms untuk memberikan layanan baru
yaitu:
• Layanan yang diberikan harus sederhana
• Implentasi teknologinya juga harus mudah
• Interoperabiliti dengan jaringan lain dibuat semudah
mungkin
• Fungsi dari layanan tersebut harus mudah dimengerti
• Pola pentarifan yang digunakan disesuaikan dengan
layanan sejenis.
UMTS
merupakan kelanjutan dari teknologi GSM/GPRS dimana perbedaan utamanya adalah
kemampuan akses data yang lebih cepat. Kecepatan akses data dalam UMTS bisa
mencapai 2Mbps (indoor dan low range outdoor). Akan tetapi jika
kita bandingkan dengan GPRS maka kecepatan datanya juga bisa mencapai 115 kpbs
dimana untuk penggunaan akes internet sudah memadai.Dalam analisa saya, GPRS
kurang sukses di pakai di Indonesia karena belum banyak pelanggan yang
membutuhkan akes internet dalam keadaan bergerak, tarif yang mahal dibandingkan
dengan layanan yang diberikan oleh WLAN, kecepatan akses data yang belum stabil
merupakan beberapa alas an kurang suksesnya implementasi teknologi GPRS.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN 4G
4G adalah singkatan dari
istilah dalam bahasa Inggris: fourth-generation technology. Istilah ini umumnya
digunakan mengacu kepada pengembangan teknologi telepon seluler. 4G merupakan
pengembangan dari teknologi 3G. Nama resmi dari teknologi 4G ini menurut IEEE
(Institute of Electrical and Electronics Engineers) adalah “3G and
beyond”.Teknologi 4G adalah istilah serapan dari bahasa Inggris:
fourth-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan untuk menjelaskan
pengembangan teknologi telepon seluler.
Sistem 4G akan dapat menyediakan
solusi IP yang komprehensif dimana suara, data, dan arus multimedia dapat
sampai kepada pengguna kapan saja dan dimana saja, pada rata-rata data lebih
tinggi dari generasi sebelumnya. Belum ada definisi formal untuk 4G.
Bagaimanapun, terdapat beberapa pendapat yang ditujukan untuk 4G, yakni: 4G
akan merupakan sistem berbasis IP terintegrasi penuh. Ini akan dicapai setelah
teknologi kabel dan nirkabel dapat dikenversikan dan mampu menghasilkan
kecepatan 100Mb/detik dan 1Gb/detik baik dalam maupun luar ruang dengan
kualitas premium dan keamanan tinggi.
4G akan menawarkan segala jenis layanan
dengan harga yang terjangkau. Setiap handset 4G akan langsung mempunyai nomor
IP v6 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi internet telephony yang
berbasis Session Initiation Protocol (SIP). Semua jenis radio transmisi seperti
GSM, TDMA, EDGE, CDMA 2G, 2.5G akan dapat digunakan, dan dapat berintegrasi
dengan mudah dengan radio yang di operasikan tanpa lisensi seperti IEEE 802.11
di frekuensi 2.4GHz & 5-5.8Ghz, bluetooth dan selular. Integrasi voice dan
data dalam channel yang sama. Integrasi voice dan data aplikasi
SIP-enabled.Teknologi 4G di IndonesiaSecara sederhana, dapat diartikan bahwa
teknologi 1G adalah telepon analog / PSTN yang menggunakan seluler. Sementara
teknologi 2G, 2.5G, dan 3G merupakan ISDN. Indonesia secara umum pada saat ini
baru memasuki tahap 2.5G. Berkaitan dengan teknologi 4G, SIP adalah protokol
inti dalam internet telephony[1] yang merupakan evolusi terkini dari Voice over
Internet Protocol maupun Telephony over Internet Protocol. Teknologi tersebut
banyak di perdebatkan oleh operator, pemerintah dan DPR belakangan ini. Tidak
lama lagi internet telephony akan menjadi tulang punggung utama infrastruktur
telekomunikasi. Teknologi
internet telephony memungkinkan pembangun infrastruktur telekomunikasi rakyat
secara swadaya masyarakat (tanpa Bank Dunia, IMF maupun ADB) bahkan
mungkin tanpa kontrol pemerintah sama sekali. Dengan teknologi SIP dalam
4G, nomor telepon PSTN hanyalah sebagian kecil dari identifikasi telepon.
Bagian besarnya akan dilakukan menggunakan URL. Kita tidak lagi perlu
bergantung pada nomor telepon yang dikendalikan oleh pemerintah untuk
berkomunikasi via internet-telepon. Infrastruktr internet telephony
memungkinkan kita untuk menyelenggarakan sendiri banyak hal tanpa tergantung
lisensi pemerintah dan tidak melanggar hukum. Teknologi 4G juga akan
menyebabkan kemunduran bagi teknologi Inernet Network (IN) yang saat ini
merupakan infrastruktur telekomunikasi yang digunakan berbagai provider. Hal
tersebut disebabkan terbukanya jalur arus bawah yang dapat didownload dan
diakses gratis dari internet.
Saat ini kita dapat menyaksikan
bagaimana pengguna ponsel dengan bangga memamerkan penggunaan fitur canggih di
ponsel 3G (baca: triji) seperti fitur video calling yang memungkinkan
penggunanya saling melihat muka dengan pihak yang dihubunginya. Begitu pun
dengan vendor penyedia layanan 3G seperti, Telkomsel, Indosat, Excelcomindo
Pratama, Mobile-8 (Fren) dan lain-lainya. Tapi kini, perkembangan teknologi
selular begitu cepat, seperti kita ketahui teknologi telekomunikasi semula
hanya menggunakan sistem analog, dan terus tumbuh sampai dengan generasi ke-3
yang kita kenal sekarang dengan 3G. Namun begitu teknologi 3G pun akan segera
beralih ke 4G.
Teknologi yang dipakai adalah
teknologi internet telepon menggunakan Session Initiation Protocol (SIP). Namun
teknologi 4G kini belum bisa didefinisikan secara jelas. Sampai sekarang belum
ada standarisasi untuk 4G yang telah disepakati oleh para pihak yang
berkompeten di bidang tekonologi komunikasi tanpa kabel ini. Selain berbasis
IP, teknologi 4G ini memiliki ciri khas bahwa ponsel ini masih akan berfungsi
dengan baik bila penggunannya berkomunikasi dengan menggunakan piranti 4G di
dalam kendaraan dengan kecepatan 150 Km/jam dengan kecepatan transfer mencapai
54 Mbps. Padahal di atas kertas kecepatan 4G sesungguhnya bisa mencapai 100
Mbps di lingkungan luar rumah (bergerak), sedangkan 1GBps pada kondisi tidak
bergerak (statisioner). Tidak hanya itu, kapasitas data yang melalui jaringan
4G akan jauh lebih besar daripada 3G sehingga pengunduhan data yang mencapai
puluhan, bahkan ratusan MB akan mudah dicapai dalam waktu singkat. Sebagai
contoh, dengan ponsel 3G, kita baru dapat mengunduh klip video dan klip musik
yang berdurasi tidak begitu panjang. Sedangkan dengan 4G yang akan berbasis
jaringan IP sepenuhnya, kita tidak hanya dapat mengunduh satu film utuh ke
dalam satu ponsel 4G ketika sedang bergerak, juga menyaksikan tayangan gambar
televisi yang berkualitas tinggi (high definition TV content) dan menyaksikan
lawan bicara kita yang terlihat jelas dan mulus geraknya, tidak
tersendat-sendat seperti sekarang dengan 3G melalui video calling. Tidak hanya
itu, kita juga dapat melakukan video chat dengan mudah. Juga fitur video
conferencing yang bisa lebih dari 2 situs yang dilakukan secara simultan.
Dengan kata lain, trafik multimedia akan dominan pada penggunaan teknologi 4G
di masa mendatang. Tentu saja browsing internet tanpa kabel akan makin lebih
cepat dan makin menyenangkan tanpa terganggu dengan waktu tunda (delay time) karena
masalah kongesti pada lalu lintas data di jaringan di masa kini akan teratasi
dengan teknologi 4G. Yang paling menyenangkan karena biaya untuk menikmati
fitur-fitur 4G itu diprediksi akan lebih murah daripada sekarang karena biaya
untuk mengaplikasikan teknologi 4G akan lebih murah daripada teknologi 3G
ataupun HDSPA (3,5 G).
Menurut pakar telematika Indonesia,
Onno W. Purbo, “Untuk teknologi 4G, setiap handset 4G akan langsung mempunyai
nomor IP v6 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi internet telephony
yang berbasis Session Initiation Protocol (SIP). Semua jenis radio transmisi
seperti GSM, TDMA, EDGE, CDMA 2G, 2.5G akan dapat digunakan, dan dapat
berintegrasi dengan mudah dengan radio yang di operasikan tanpa lisensi seperti
IEEE 802.11 di frekuensi 2.4GHz & 5-5.8Ghz, bluetooth dan selular.
Integrasi voice
dan data dalam channel yang sama. Integrasi voice dan data aplikasi
SIP-enabled.
Teknologi 4G (Fourth Generation)
adalah teknologi kelanjutan dari proses perkembangan teknologi telepon seluler
(mobile phone). Sebelumnya masyarakat telah sangat mengenal dengan teknologi 2G
(Second Generation) yang sangat ngetrend dengan teknologi voice call dan
SMS. Baru-baru ini masyarakat dikenalkan dengan teknologi 3G (Third Generation)
dengan andalannya teknologi video call. Di generasi keempat (4G),
masyarakat akan cenderung dibawa pada sebuah koneksi yang bisa selalu terhubung
setiap saat. Atau bisa dijabarkan dengan istilah kapan saja, dimana saja dan
bahkan dengan perangkat apa saja.
Istilah 4G digunakan secara luas
untuk menggabungkan beberapa macam sistem komunikasi broadband wireless
access ke dalam sebuah sistem komunikasi dan bukan hanya sistem telepon
seluler saja melainkan juga menunjang keberadaan fixed wireless network seperti
Wi Fi (Wireless Fidelity) dan Wi Max (Wireless Metropolitan Access). Oleh
karena itu, sistem 4G diharapkan menjadi sebuah sistem yang mampu menjembatani
antara berbagai jaringanbroadband wireless access yang telah ada di
masyarakat secara seamlessly (tidak terasa proses perpindahan antar
jaringan yang sedang digunakan) baik itu perangkatnya, jaringannya dan juga
aplikasinya. Sehingga diharapkan pada tujuan akhir nanti dari kemunculan
teknologi ini adalah untuk memuaskan para penggunanya. Dan salah satu parameter
yang bisa dilihat adalah dengan meningkatnya permintaan dari pengguna itu
sendiri. Salah satu istilah yang biasa digunakan untuk mendeskripsikan
teknologi 4G adalah MAGIC :
• M obile
multimedia, penggunaan aplikasi bergerak di mana saja.
• A nytime
anywhere, kapan saja dan dimana saja.
• G lobal
mobility support, sangat mendukung kebebasan bergerak.
• I ntegrated
wireless solution, solusi perangkat wireless terintegrasi.
• C ostumized
personal service, layanan yang mampu mengekspresikan diri.
Dengan kemampuan dari teknologi 4G
yang sedemikian canggih dalam menyelaraskan berbagai jaringan komunikasi pita
lebar, diharapkan kehadiran teknologi semacam 4G ini dapat ditunjang dengan
keberadaan industri dan penggunaan perangkat mobile seperti laptop, PDA dan handhelds yang
semakin berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi yang
semakin user friendly. Keberadaan yang dimaksud bukan hanya ada barangnya,
tapi tentu saja dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat dan dengan kualitas
yang memuaskan.
Perkembangan teknologi generasi ke empat (4G)
masih mengambil beberapa teknologi yang semuanya kini masih di kembangkan.
Kunci di antaranya adalah antena BTS yang bersifat dandanan (array) adaptif.
Antena berdandanan adaptif ini mampu menyediakan pnguatn yang tinggi, yang pada
gilirannya akan mengoptimalkan ukuran ponselnya dan konsumsi daya, dan pada
kesempatan yang sama akan memperkecil kemungkinan pengaruh-pengaruh
interferensi dari perangkat-perangkat atau terminal -terminal lain dalam
wilayah sel yang sama.Perangkat lunak untuk teknik audio tentunya jug
adikembangkan guna memungkinkan bekerjanya terminal-terminal baik secara mode
jamak atau pita jamak. Terpisah dari aplikasi - aplikasi baru secara
keseluruhan sebagai hasil dari kemampuan 4G, terminal-terminalnya itu sendiri
secara keseluruhan boleh jadi juga akan baru.
B.
KARAKTERISTIK DARI 4G
Sistem 4G nantinya juga
menggunakan frekuensi radio yang lebih tinggi, yang mungkin sekali sekitar 3
GHz sampai 8GHz. Target sistem 4G nantinya akan memakan biaya 10% daripada
biaya per pelanggan. Hal ini dapat dicapai melalui perbaikan teknologi, skala
ekonomi dalam fabrikasinya dan uga distribusinya, namun juga melalui ekspansi
dalam sistem secara keseluruhan. Parameter lainnya adalah minaturisasi terminal-terminal
daya rendah, yang faktor-faktor di atas akan mungkin mendorong pengecilan
ukuran sel.
C.
PENGARUH TEKNOLOGI 4G
Kehadiran teknologi 4G yang jauh melampaui dari
teknologi yang sebelumnya,tentu saja mempunyai berbagai dampak yang
mempengaruhi pola hidup masyarakat, baik dampak positif, juga dampak yang
cenderung pada arah negatif. Sistem Komunikasi 4G dapat berdampak lebih besar
pada kehidupan masyarakat, menyebabkan perubahan gaya hidup dan mengubah
lingkungan hidup kita, cara bisnis dan sistem sosial. 4G cenderung luas dan
mendalam menembus kehidupan kita sehari-hari, untuk membuat informasi baru dan
lingkungan komunikasi di masyarakat kita. Penggunaan layanan komunikasi
bergerak akan diambil untuk diberikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat,
dan perilaku mereka mungkin jauh berubah dari pola perilaku konvensional.
Banyak dampak positif yang akan muncul beriringan
dengan datangnya 4G, diantaranya dalam hal pendidikan. Dalam hal ini,
Pemerintah telah menerapkan Jejaring Pendidikan Nasional dengan program
pengembangan infrastruktur ICT untuk kebutuhan interkoneksi antarsekolah
seluruh Indonesia. Jadi sekolah dapat menerapkan e-learning sebagai media
pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan infrastruktur ICT. E-learning
memungkinkan pelajar belajar di luar kelas dan tak terbatas oleh waktu dan
tempat. VideoCall serta Teleconference juga dapat dilakukan dalam pembelajaran.
Hal ini dilakukan sebagai media diskusi jarak jauh, yang pastinya membutuhkan
konektivitas jaringan yang cukup tinggi. Oleh karena itu teknologi 4G
diharapkan mampu menghilangkan berbagai persoalan dalam pemanfaatan jaringan
untuk pendidikan tersebut. Dalam hal pemerintahan sendiri misalnya, dengan
adanya upaya dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap
masyarakat melalui e-government dan juga e-parliament, membuat keberadaan
teknologi jaringan menjadi semakin penting. Peningkatan penyelenggaraan
birokrasi pemerintahan melalui e-government, sampai saat ini banyak yang belum
berjalan secara efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan belum adanya teknologi
yang mendukung secara merata. Kehadiran teknologi 4G membawa harapan positif
bagi perkembangan e-government. Teknologi yang mampu memberikan pelayanan data
hingga 100 Mbps tentu akan membuat pelayanan interaktif e-government menjadi
lebih baik. Misalnya, untuk rapat koordinasi melalui video conference.
Dibandingkan dengan teknologi sebelumnya, dengan video streaming yang
tersendat-sendat dan beresolusi rendah, saat ini video streaming dengan
menggunakan teknologi 4G sudah berlangsung lancar atau high definition (HD)
sehingga konferensi terus berjalan tanpa gangguan yang berarti.
Sementara sistem e-parliament yang pada dasarnya
diproyeksikan sebagai jembatan komunikasi dan informasi antara wakil rakyat dan
rakyat sebagai wujud pengawasan terhadap pemerintah juga akan lebih berkembang
dengan adanya teknologi ini. Dengan teknologi 4G yang berjangkauan luas, proses
penyerapan aspirasi makin menyentuh lapisan masyarakat. Warga pelosok desa pun
jadi lebih mudah menyalurkan aspirasi kepada para wakil di parlemen.Manfaat
pengembangan teknologi 4G nantinya dapat dirasakan di berbagai bidang lain
seperti bidang keamanan dimana sebagian besar persenjataan mulai dioperasikan
melalui sistem komputer dan jaringan. Sedang di bidang bisnis, untuk melakukan
transaksi online dapat dilakukan dengan mudahnya dengan adanya teknologi yang
sangat mendukung. Begitu pula untuk bidang-bidang hiburan, ekonomi, sosial
kemasyarakatan, kesehatan, otomotif dan lain sebagainya.
Semakin pesatnya perkembangan teknologi, dengan adanya
4G bukan berarti tidak memiliki dampak negative. Dampak negative dari 4G adalah
mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat
internet daripada bertemu secara langsung (face to face). Dari sifat sosial
yang berubah dapat mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam berinteraksi.
Manusia menjadi malas untuk bersosialisasi dengan teman dan lingkungan sekitar.
Dengan fasilitas yang dimiliki oleh HP, maka di zaman yang serba canggih dan
modern ini segalanya bisa dilakukan dengan duduk di tempat tanpa perlu beranjak
dari tempat duduk dan meninggalkan aktivitas seseorang. Mulai dari mengisi
pulsa, transfer uang, memesan tiket, belanja, hingga memesan makanan dapat
dilakukan tanpa beranjak dari tempat sedikitpun. Memang akan menjadi lebih
mudah tetapi orang akan lebih tidak peduli dengan rasa sosial. keadaan ini akan
membuat kesenjangan di masyarakat, interaksi masyarakat akan semakin menurun,
jiwa sosial akan semakin hilang, yang mana hal ini akan membuat individualitas
dari tiap orang dalam masyarakat semakin tinggi,sehingga kesenjangan akan
muncul.yang kaya. semakin kaya mereka tidak lagi mau peduli dengan tetangga
atau masyarakat, karena komunikasi sesama semakin jarang. Selain itu sifat
konsumtif masyarakat akan semakin bertambah, masyarakat akan berlomba – lomba
memanfaatkan teknologi tersebut tanpa tau guna dan manfaatnya secara rinci.
Mereka berlomba membeli gadget 4G hanya untuk sebatas pemenuhan gaya hidup,
tanpa manfaat yang pasti.
Sebagai contoh (negatif) dengan adanya ponsel,
nilai-nilai feodal dan nilai-nilai kesopanan masyarakat Indonesia semakin
terkikis dan ponsel sering kali digunakan sebagai alat berbuat kejahatan
(tindakan terorisme melalui SMS). Mulai bermunculan hacker-hacker yang tidak bertanggung
jawab dan dalam dunia pendidikan 3G bisa saja digunakan oleh siswa-siswi yang
gemar mencontek dengan cara memperlihatkan jawaban dari kamera handset,dan
calo-calo dari soal-soal ujian masuk universitas negeri dengan cara menunjukkan
kunci jawaban kepada siswa yang mengikuti test, masyarakat menjadi lebih bebas
mengakses situs-situs porno. Selain itu akses informasi yang semakin cepat juga
membawa beberapa informasi yang berdampak negatif juga, seperti pengaksesan
situs – situs yang berbau pornografi akan semakin mudah diakses oleh siapa saja
dan dimana saja. Sehingga peran pemerintah dan LSM menjadi sangat penting untuk
memberikan filter terhadap akses informasi yang semakin cepat. Gerakan
berinternet sehat menjadi hal yang sangat penting sebagai media filtrasi
terhadap kemajuan teknologi ini.